Sabtu, 07 November 2009

Tony Sucipto Kapten Timnas U-23

Tony Sucipto Kapten Timnas U-23
SRIPO/SYAHRUL HIDAYAT
Toni Sucipto
Sriwijaya Post - Rabu, 4 November 2009 11:58 WIB

PALEMBANG - Gelandang Sriwijaya FC (SFC) Tony Sucipto, dipercaya pelatih Tim Nasional di bawah usia 23 tahun (Timnas U-23) Alberto Bica mengenakan ban kapten tim saat berlaga di SEA Games Laos, Desember 2009.

"Dia merupakan pemain berpengalaman dan paling lama memperkuat Timnas U-23. Pengalamannya sangat berguna untuk memimpin rekan-rekannya," ujar Bica di Palembang, Rabu.

Dia mengungkapkan, Tony layak mengenakan ban kapten karena dalam beberapa kali ujicoba terbukti dapat memimpin rekan-rekannya sesama timnas U-23.

"Dia memiliki visi dalam bermain dan kedewasaan di lapangan layaknya pemain senior, meskipun usianya masih muda. Selain itu, diluar lapangan saya lihat dia memiliki sedikit wibawa," ucap pelatih asal Uruguay ini.

Tony tercatat untuk kali pertama memperkuat Indonesia pada ajang SEAG di tahun 2005.

Meskipun di tahun 2007 dia tak terpanggil menjadi skuad merah putih junior, tapi di SEA Games Laos ini namanya masuk dalam daftar utama.

Hal ini tak lain berkat perannya dalam menghantarkan SFC meraih double winner di musim kompetisi 2007-2008 dan juara copa musim kompetisi 2008-2009.

Sementara, Tony yang diwawancarai di Sekretariat SFC Komplek Palembang Square (PS) tak membantah penunjukan dirinya sebagai kapten Timnas U-23.

"Jika diberikan kepercayaan, maka saya akan menjalankannya dengan sebaik-baiknya. Target saya, kami pulang harus membawa medali," ujar Tony.

Terkait dengan posisinya di lapangan, yang terkesan multiposisi, dia mengaku tidak menemukan kesulitan, bahkan telah menemukan jatidiri sebagai seorang pemain lini tengah.

"Saya bermain sesuai perintah pelatih. Ketika TC di Belanda untuk Asian Games Doha 2006 lalu, saya diberi posisi sebagai seorang striker. Sedangkan, di klub SFC saya menjadi gelandang bertahan, kadang di sayap. Tetapi semuanya saya nikmati, termasuk di Timnas U-23 yang ditempatkan sebagai gelandang tengah," ujar Tony.

Hanya Zah Pemain Asing yang Sudah Latihan

PALEMBANG, MINGGU - Hingga minggu ketiga pasca kumpul latihan skuad SFC untuk putaran kedua, baru Zah Rahan, pemain asing SFC yang sudah bergabung. Sedangkan empat pemain asing lainnya hingga kini belum bergabung.

"Yah kalau Zah Rahan ada terus ikut latihan bersama kita. Sedangkan empat pemain lainnya belum," jelas Satia Badgja Ijatna, pelatih fisik SFC, Sabtu (13/12).

Lebih lanjut Satia mengatakan sebenarnya Kayamba juga sudah bergabung sejak dua minggu yang lalu, tapi Kayamba izin pulang sebelum lebaran Idul Adha.

"Sedangkan Tsimi hingga kini belum bergabung saya tidak tahu kabarnya ada dimana. Kalau Ngon dan Obiora memang izin pulang ke negaranya dan belum kembali," tukas Satia Badgja.

Gaji Dibayar, Zah Cs Lega

Gaji Dibayar, Zah Cs Lega
sripo/sts
Zah Rahan
Sriwijaya Post - Jumat, 6 November 2009 09:09 WIB

PALEMBANG, SRIPO — Penantian para punggawa Sriwijaya FC beberapa hari terakhir tentang kapan gaji mereka dibayar pihak manajemen terjawab sudah. Presiden Klub SFC, Dodi Reza Alex Noerdin memastikan gaji pemain akan dibayar, Jumat (6/11) siang.

“Gaji pemain akan dibayar besok (hari ini, Red). Total Rp 800 juta gaji pemain akan dibayar untuk bulan September,” kata Dodi Kamis (5/11).

Menurut anggota DPR RI ini, seperti janji pihak manajemen tidak akan menahan-nahan hak pemain yang sudah berjuang mati-matian untuk tim. Uang akan diberikan secara cash kepada masing-masing pemain, di Hotel Swarna Dwipa tempat Bobby Satria cs menginap.

“Intinya manajemen tidak akan menahan hak mereka. Makanya setelah mendapatkan uang, maka gaji mereka langsung dibayar tanpa menunda waktu,” ujar Dodi.

Seperti diketahui, gaji pemain memang sempat nunggak selama dua bulan dengan rincian satu bulan untuk sisa kontrak musim 2008-2009 lalu dan satu bulan untuk gaji pemain yang kontrak untuk musim 2009-2010.

Kabar mengenai pembayaran gaji pemain ini kemarin disampaikan langsung oleh manajer SFC Hendri Zainuddin kepada pemain SFC usai latihan di Stadion Jakabaring. Para pemain yang mendengar hal ini memberikan reaksi bermacam-macam. Ada beberapa pemain yang hanya diam tanpa komentar. Namun ada pula yang memberikan komentar kenapa tidak sekalian gaji mereka untuk bulan November juga dibayar.

“Sekalian pak manajer untuk bulan November dirapel,” ujar Octavianus setengah bercanda.

Namun, secara keseluruhan para pemain merasa lega lantaran gaji telah dibayar sesuai dengan janji pihak manajemen. Pelatih Rahmad Darmawan mengatakan pembayaran gaji para pemain ini akan memberikan harapan bagi para pemain untuk terus bermain lebih baik lagi.

Penerima gaji tertinggi di jajaran para pemain SFC adalah dua pemain asing Zah Rahan dan Keith Kayamba Gumbs. Keduanya dikontrak manajemen di atas Rp 1 miliar. Setelah itu baru kiper Ferry Rotinsulu, Charis Yulianto, Ambrizal, Cristian Worabay yang berkisar Rp 700 Juta-Rp 800 juta.

Zah dan Kayamba akan menerima gaji tertinggi sebab berdasarkan aturan kontrak mereka sudah menerima uang muka sebesar 25 persen. Sisanya dibayar per bulan selama 10 bulan. Jika kontrak kedua punggawa asing ini Rp 1,2 miliar, maka mereka sudah menerima uang muka sekitar Rp 300 juta. Sisanya Rp 990 juta akan dibayar Rp 90 juta per bulan atau selama 10 bulan hingga kontrak mereka berakhir. (ndr)

Zah Butuhkan Tandem Asing

Zah Butuhkan Tandem Asing
Zah Butuhkan Tandem Asing
SRIPO/SYAHRUL HIDAYAT
Zah Rahan
Sriwijaya Post - Kamis, 5 November 2009 16:48 WIB

PLAYMAKER Zah Rahan Krangar optimis timnya Sriwijaya FC mampu meraih double winner, sesuai dengan target yang dicanangkan pihak manajemen. Meski optimis, Zah mengharapkan adanya pemain tambahan di lini depan.

"Saya yakin SFC double winner. Sebab materi pemainnya meyakinkan. Hanya saja kita masih butuh pemain asing tambahan di lini depan," kata Zah Rahan, Kamis (5/11).

Diam-diam gelandang asal Liberia ini merindukan striker Cristian Lenglolo, mantan rekannya yang pernah membela dan mengantarkan Laskar Wong Kito meraih double winner musim kompetisi 2008 lalu.

Menurut pemain bertinggi 166 cm ini bersama Lenglolo segala menjadi mudah. Mantan pemain Persipura itu memiliki power dan kecepatan. Bisa membuka ruang dan tajam di kotak penalti.

"Dia bisa membuka ruang dan membantu serangan," ujarnya. Ditanya tentang Ulugbek Barkaev yang didatangkan manajemen Zah mengaku belum tahu. Namun, dia bersyukur memiliki tandem di lini depan sehingga tugasnya bersama Kayamba akan lebih ringan. Apalagi rekannya asal Nigeria Obiora juga segera bergabung.

Seperti diketahui, sejak bergabung bersama SFC, pernanan Zah sangat vital di lini tengah. Keberadaannya bersama tim kerap memberikan kontribusi dan menjadi penetu kemenangan Laskar Wong Kito. Kecepatan pemain mungil dan lincah ini selalu mendapat sokongan dari rekan asing lainnya seperti Kayamba, Obiora dan Lenglolo. Musim 2009 lalu ada striker Ngon A Jam.

Namun, di dua laga awal Liga Super (ISL) tahun ini Zah hanya disokong Kayamba. Sementara pemain Obiora belum datang, begitu juga pemain depan pengganti Ngon belum didapatkan. Alhasilnya tim wong kito mengalami kesulitan. Namun di laga lawan Persitara di stadion Gelora Jakabaring 21 November nanti, Zah yakin mampu meraih kemenangan.

Sriwijaya FC Ancam Putus Kontrak Dengan Reebok

Sriwijaya FC Ancam Putus Kontrak Dengan Reebok
DOK.SRIPO
Logo SFC
Sriwijaya Post - Kamis, 29 Oktober 2009 11:40 WIB

PALEMBANG - Manajemen Sriwijaya FC (SFC), PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM), mengancam tidak akan memperpanjang kontrak kerja dengan produk olahraga "Reebok", jika tidak dapat mengembalikan motif songket ke dalam "jersey" (kostum) baru timnya.

Direktur Teknik PT SOM, Hendri Zainuddin, di Palembang, Kamis, mengatakan, manajemen SFC telah melayangkan surat resmi kepada PT Mitra Adiperkasa Tbk selaku pemegang hak dan lisensi merek Reebok di Indonesia, perihal permintaan ini.

"Kami telah mengajukan surat permohonan secara resmi agar jersey yang dipakai saat ini diganti dengan yang terdapat motif songket di dalamnya, seperti jersey musim lalu. Jika tidak bisa direalisasikan di putaran ini, setidaknya pada putaran kedua," kata Hendri pula.

Dia menambahkan, kalau permintaan itu tidak dapat dipenuhi, manajemen SFC terpaksa akan memutuskan kontrak kerja dan mencari sponsor produk olahraga lain.

"Keinginan untuk mengganti jersey ini, telah menjadi keharusan bagi SFC," ujar dia lagi.

Hendri mengungkapkan, kostum baru itu kurang disukai oleh fans serta tidak mencirikan sebagai tim asal Sumatra Selatan dengan songket khasnya, sehingga menjadi dasar manajemen mengajukan permintaan ini.

"Kami memang mengetahui Reebok selaku pihak sponsor memiliki standar desain internasional sendiri, sehingga tidak bisa mendesain atau memasukkan motif songket pada kostum," kata Hendri.

Tapi, setelah mengenakan jersey tanpa motif songket, diakui memang kurang pas bagi SFC, terlebih banyak tim lain yang mengenakan kostum nyaris sama, hanya berbeda warna saja," ujar dia.

Dia membantah, keinginan kuat manajemen untuk tetap memasang motif songket ini, terkait dengan anggapan motif songket membawa keberuntungan bagi tim.

Sejak tak lagi menggunakan jersey bermotif songket, memang SFC belum menuai kemenangan, atau terpuruk di peringkat 16 dengan dua kali kalah dan satu kali imbang.

"Memang tak dapat dibantah, kami bisa mendapatkan tiga gelar sebelumnya saat memakai jersey yang ada motif songketnya. Tapi, tidak ada kaitan ke sana, karena ini murni menampung aspirasi masyarakat Sumsel yang berkeinginan tim kesayangannya memiliki ciri khas yang mencolok," ujar dia beralasan.

SFC melakukan perjanjian penandatanganan kontrak kerja dengan PT Mitra Adiperkasa Tbk selaku pemegang hak dan lisensi merek Reebok di Indonesia, 31 Juli 2009.

Reebok menyediakan sekitar 3.500 item produk olahraga yang terdiri dari kostum tim, bola, sepatu olahraga, botol minum, tas, kaos tim, topi, dan lain-lain, dengan total Rp2 miliar.

Namun dengan kostum barunya, sejumlah pihak justru mempertanyakan motif songket--kain tradisional Sumsel--yang menjadi hilang.